Halaman

    Social Items

Protes Kesadaran Part Seribu Duaribu!!!



Butuh waktu untuk tertawa, tertawalah.
Butuh waktu untuk menangis, menangislah.
Itu manusiawi, setelah puas kembalilah fokus pada tujuan hidup.

Begitu kiranya kalimat dari seorang pengusaha dari yogyakarta, Harry Slyman. Hal tersebut mengingatkanku pada kutipan dari sang pendiri Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan, “Muhammadiyah sekarang ini, lain dengan Muhammadiyah yang akan datang. Maka, teruslah kamu bersekolah, menuntut ilmu pengetahuan dimana saja. Jadilah guru, kembalilah kepada Muhammadiyah, jadilah master, insinyur dan lain- lainnya dan kembalilah kepada Muhammadiyah.”

Aku sadari bahwa diri ini sudah mulai sibuk, sampai lupa bahwa masi banyak yang harus diselesaikan. Saking banyaknya, aku melupakan satu tugas yang paling berat. Yaitu tugas seorang kader untuk salaing mengingatkan. maka lewat tulisan ini, saya mengingatkan kepada diri sendiri, kepada seluruh kader untuk bergerak kembali menegakkan Tiang Panji Ikatan yang entah mengapa akhir-akhir ini sudah mulai melapuk.

Kesal dan sedih, menurutku sudah berlalu. Baper dan kekanak kanakan hapuslah jangan sampai jadi benalu.

Setiap lisan kuberucap, dengan kesal kukatakan bahwa ini sudah keterlaluan. Entah makian, cacian harus kuungkapkan atau kesadaran harus ditumbuhkan.

Ada seorang IMMawan yang bapernya minta ampun, hadeh!!! Saya ingat kalimat yang pernah diucapkan Muhar, "Cowo kong pang baper, pulang kong pake softex," katanya. Hal itu menurutku sangat wajar, disakitin mulu sama IMMawati. Pulang nak!!. Saya harus mengingatkan ini, bahwa kita perlu adanya kesadaran. gak harus ditarik. Saya ingat satu kalimat yang pernah dikatakan oleh guru padaku, "yang harus ditarik hanyalah sapi," katanya.

IMMawati ...?
Wkwkwkwkwk... lucu!!
Sadar..!!
Silahkan masak dirumah, setelah itu lakukan apa yang kalian dapat di IMM. Jika tidak tahan, toling jangan berdua-duan bersama IMMawan. Jijik!!

“Aku sangat yakin seyakin-yakinnya bahwa memperbaiki urusan yang terlanjur salah & disalahgunakan atau diselewengkan adalah merupakan kewajiban setiap manusia, terutama kewajiban umat Islam.” 

Protes Kesadaran Part Seribu Duaribu!!!

Protes Kesadaran Part Seribu Duaribu!!!



Butuh waktu untuk tertawa, tertawalah.
Butuh waktu untuk menangis, menangislah.
Itu manusiawi, setelah puas kembalilah fokus pada tujuan hidup.

Begitu kiranya kalimat dari seorang pengusaha dari yogyakarta, Harry Slyman. Hal tersebut mengingatkanku pada kutipan dari sang pendiri Muhammadiyah KH. Ahmad Dahlan, “Muhammadiyah sekarang ini, lain dengan Muhammadiyah yang akan datang. Maka, teruslah kamu bersekolah, menuntut ilmu pengetahuan dimana saja. Jadilah guru, kembalilah kepada Muhammadiyah, jadilah master, insinyur dan lain- lainnya dan kembalilah kepada Muhammadiyah.”

Aku sadari bahwa diri ini sudah mulai sibuk, sampai lupa bahwa masi banyak yang harus diselesaikan. Saking banyaknya, aku melupakan satu tugas yang paling berat. Yaitu tugas seorang kader untuk salaing mengingatkan. maka lewat tulisan ini, saya mengingatkan kepada diri sendiri, kepada seluruh kader untuk bergerak kembali menegakkan Tiang Panji Ikatan yang entah mengapa akhir-akhir ini sudah mulai melapuk.

Kesal dan sedih, menurutku sudah berlalu. Baper dan kekanak kanakan hapuslah jangan sampai jadi benalu.

Setiap lisan kuberucap, dengan kesal kukatakan bahwa ini sudah keterlaluan. Entah makian, cacian harus kuungkapkan atau kesadaran harus ditumbuhkan.

Ada seorang IMMawan yang bapernya minta ampun, hadeh!!! Saya ingat kalimat yang pernah diucapkan Muhar, "Cowo kong pang baper, pulang kong pake softex," katanya. Hal itu menurutku sangat wajar, disakitin mulu sama IMMawati. Pulang nak!!. Saya harus mengingatkan ini, bahwa kita perlu adanya kesadaran. gak harus ditarik. Saya ingat satu kalimat yang pernah dikatakan oleh guru padaku, "yang harus ditarik hanyalah sapi," katanya.

IMMawati ...?
Wkwkwkwkwk... lucu!!
Sadar..!!
Silahkan masak dirumah, setelah itu lakukan apa yang kalian dapat di IMM. Jika tidak tahan, toling jangan berdua-duan bersama IMMawan. Jijik!!

“Aku sangat yakin seyakin-yakinnya bahwa memperbaiki urusan yang terlanjur salah & disalahgunakan atau diselewengkan adalah merupakan kewajiban setiap manusia, terutama kewajiban umat Islam.” 

No comments