Alhamdulillah, tak lupa kita mengucapkan syukur karena berkat rahmat dan inayahnya sehingga kita dapat menghirup udara yang segar di hari ini.
Berkat kuasaNya, izinnyalah semata sehingga kita bisa hidup dan menjalani kehidupan serta beraktifitas seperti biasa sampai hari ini.
Shalawat dan salam tak lupa pula kita haturkan kepada panutan kita, suri tauladan kita yakni NABI MUHAMMAD SAW.
Berkat beliaulah kita bisa mengenal Islam, berkat beliaulah umat muslim bisa hidup aman dan damai sampai hari ini, berkat beliaulah umat muslim/muslimah bisa di hargai dan di hormati, berkat beliaulah terlahir ulama2 hebat sehingga islam bisa di kenal sampai hari ini..
Sebelum saya memulai untuk menulis, izinkan saya mengucapkan terima kasih kepada teman2, saudara/i, immawan dan immawati karena dengan kesibukan aktifitasnya hari ini, tapi masih bisa menyempatkan waktu untuk membaca tulisan dari saya. saya adalah orang biasa, yang masih dalam tahap belajar juga bukan jurnalis ternama, yang sudah mengeluarkan berbagai macam buku terkhusus buku tentang ilmu dan pengetahuan. saya hanya mahasiswa biasa, yang ingin belajar, terkhusus belajar berliterasi. mungkin tulisan saya ini bisa membantu saya ataupun orang lain dalam segi apa pun.
Pada dasarnya kita hanyalah insan biasa, yang tidak lumput dari salah dan dosa..
Kitalah hasil ciptaan tuhan yang paling sempurna dari semua ciptaan yang telah ada, baik dari ciptaan yang terlihat ataupun tidak terlihat. kitalah hasil ciptaan tuhan yang paling agung dan paling di cintai oleh sang pencipta.
Tapi dengan semua itu, kita menjadi makhluk yang tidak tau berterima kasih kepada-NYA..
Kita menjadi makhluk yang lupa akan jati diri kita yang sebenarnya..
Untuk apa kita hidup dan kenapa kita di hidupkan ?
Itulah kita, dengan kesempurnaan yang diciptakan tuhan menjadikan diri kita terkadang merasa seperti tuhan..
Tuhan menciptakan kita akal yang menjadi tolak ukur kenapa kita menjadi makhluk yang paling sempurna, karena dengan akal kita bisa berfikir dengan berfikir kita bisa belajar dengan belajar kita seharusnya bisa lebih banyak intropeksi diri ketimbang menjadi pribadi yang haus akan pujian dan tepukkan tangan.
Dengan akal yang tuhan ciptakan, seharusnya menjadikan itu kelebihan bukan malah itu menjadi kelemahan yang akan membuat diri kita jatuh dan terpuruk.
Tapi tuhan itu memang unik, dengan sebuah alat di kepala untuk menjadi tempat kita berfikir, kenapa tuhan menjadikan tiap alat di kepala kita itu memiliki cara berfikir kita menjadi berbeda-beda ?
Mungkin itulah makna dari sebuah kata berfikir, membuat pertentangan dalam kehidupan kita agar kita bisa berfikir..
Tapi itulah kita, karena kitalah hasil ciptaan yang paling sempurna, sehingga kita menjadi pribadi yang lupa pada diri kita sendiri, apakah kita tuhan ataukah hasil eksperimen dari tuhan ?
Itulah PR bagi tiap diri kita.
Kehidupan ini memang banyak menguras otak, kenapa ? Karena segala sesuatu yang ada di sekeliling kita, selalu menimbulkan pertentangan dalam persepsi kita..
Problematika yang terjadi adalah hasil dari perbedaan persepsi dan kemudian tidak adanya kesadaran yang mendorong diri kita untuk menerima perbedaan tersebut..
Padahal setiap dari kita sudah tuhan ciptakan untuk tidak sama dalam hal berfikir.
Jika kita berusaha untuk membuat semua yang ada dalam kehidupan ini menjadi sama dengan persepsi kita, terkhusus di sekitar lingkungan kita sendiri..
Maka bersiaplah untuk terasingkan dengan sendirinya.
Oleh karena itu, saya mengajak bgi diri kita sendiri dan kita semua, IMMawan/IMMawati agar mari kita lebih intropeksi diri, banyak bersyukur dan mudah menerima perbedaan yang ada.
Berkat kuasaNya, izinnyalah semata sehingga kita bisa hidup dan menjalani kehidupan serta beraktifitas seperti biasa sampai hari ini.
Shalawat dan salam tak lupa pula kita haturkan kepada panutan kita, suri tauladan kita yakni NABI MUHAMMAD SAW.
Berkat beliaulah kita bisa mengenal Islam, berkat beliaulah umat muslim bisa hidup aman dan damai sampai hari ini, berkat beliaulah umat muslim/muslimah bisa di hargai dan di hormati, berkat beliaulah terlahir ulama2 hebat sehingga islam bisa di kenal sampai hari ini..
Sebelum saya memulai untuk menulis, izinkan saya mengucapkan terima kasih kepada teman2, saudara/i, immawan dan immawati karena dengan kesibukan aktifitasnya hari ini, tapi masih bisa menyempatkan waktu untuk membaca tulisan dari saya. saya adalah orang biasa, yang masih dalam tahap belajar juga bukan jurnalis ternama, yang sudah mengeluarkan berbagai macam buku terkhusus buku tentang ilmu dan pengetahuan. saya hanya mahasiswa biasa, yang ingin belajar, terkhusus belajar berliterasi. mungkin tulisan saya ini bisa membantu saya ataupun orang lain dalam segi apa pun.
Pada dasarnya kita hanyalah insan biasa, yang tidak lumput dari salah dan dosa..
Kitalah hasil ciptaan tuhan yang paling sempurna dari semua ciptaan yang telah ada, baik dari ciptaan yang terlihat ataupun tidak terlihat. kitalah hasil ciptaan tuhan yang paling agung dan paling di cintai oleh sang pencipta.
Tapi dengan semua itu, kita menjadi makhluk yang tidak tau berterima kasih kepada-NYA..
Kita menjadi makhluk yang lupa akan jati diri kita yang sebenarnya..
Untuk apa kita hidup dan kenapa kita di hidupkan ?
Itulah kita, dengan kesempurnaan yang diciptakan tuhan menjadikan diri kita terkadang merasa seperti tuhan..
Tuhan menciptakan kita akal yang menjadi tolak ukur kenapa kita menjadi makhluk yang paling sempurna, karena dengan akal kita bisa berfikir dengan berfikir kita bisa belajar dengan belajar kita seharusnya bisa lebih banyak intropeksi diri ketimbang menjadi pribadi yang haus akan pujian dan tepukkan tangan.
Dengan akal yang tuhan ciptakan, seharusnya menjadikan itu kelebihan bukan malah itu menjadi kelemahan yang akan membuat diri kita jatuh dan terpuruk.
Tapi tuhan itu memang unik, dengan sebuah alat di kepala untuk menjadi tempat kita berfikir, kenapa tuhan menjadikan tiap alat di kepala kita itu memiliki cara berfikir kita menjadi berbeda-beda ?
Mungkin itulah makna dari sebuah kata berfikir, membuat pertentangan dalam kehidupan kita agar kita bisa berfikir..
Tapi itulah kita, karena kitalah hasil ciptaan yang paling sempurna, sehingga kita menjadi pribadi yang lupa pada diri kita sendiri, apakah kita tuhan ataukah hasil eksperimen dari tuhan ?
Itulah PR bagi tiap diri kita.
Kehidupan ini memang banyak menguras otak, kenapa ? Karena segala sesuatu yang ada di sekeliling kita, selalu menimbulkan pertentangan dalam persepsi kita..
Problematika yang terjadi adalah hasil dari perbedaan persepsi dan kemudian tidak adanya kesadaran yang mendorong diri kita untuk menerima perbedaan tersebut..
Padahal setiap dari kita sudah tuhan ciptakan untuk tidak sama dalam hal berfikir.
Jika kita berusaha untuk membuat semua yang ada dalam kehidupan ini menjadi sama dengan persepsi kita, terkhusus di sekitar lingkungan kita sendiri..
Maka bersiaplah untuk terasingkan dengan sendirinya.
Oleh karena itu, saya mengajak bgi diri kita sendiri dan kita semua, IMMawan/IMMawati agar mari kita lebih intropeksi diri, banyak bersyukur dan mudah menerima perbedaan yang ada.
No comments